Pemprov Kalteng Gelar Sosialiasi dan Dialog Pencegahan Ekstremisme Yang Mengarah Pada Terorisme Tahun 2023

WWW.LIPUTANKALTENG.ID – PALANGKA RAYA ll Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Sosialiasi dan Dialog Pengintegrasian Kurikulum Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme dalam Lingkup Pendidikan Formal dan Non Formal Tahun 2023 yang bertempat di Ballroom M-Bahalap Hotel, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis [13/07/2023] pagi.

Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko membacakan sambutan dari Sekda Provinsi Kalteng yakni terorisme sebagai ancaman global, berbanding lurus dengan meningkatnya situasi yang mendukung munculnya ekstremisme berbasis kekerasan. Cara tersebut terbukti efektif dalam menyebarluaskan propaganda dan pemahaman ekstrem yang bertujuan mempengaruhi masyarakat untuk bersimpati dan mendukung aksi terorisme.

“Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) berfungsi sebagai acuan koordinasi antar Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah dalam bersinergi untuk bersama-sama meningkatkan daya tangkal, menanggulangi ekstremisme berbasis kekerasan, serta mencegah terorisme,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yuas menjelaskan RAN PE tersebut mencakup tiga pilar, yakni Pilar Pencegahan, yang mencakup kesiapsiagaan, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi, Pilar Penegakan Hukum, perlindungan saksi dan korban, dan penguatan kerangka legislasi nasional, serta Pilar Kemitraan dan Kerja Sama Internasional.

Sementara itu, Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Tengah Edy Yusuf menyampaikan dalam laporannya bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk mensosialisasikan RAN PE berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme tingkat Provinsi Kalimantan Tangan Untuk itu perlu adanya pemahaman dan pencegahan dalam membuka akses konten-konten radikal yang dengan bebas disebarkan melalui media sosial dan situs Web, yang mudah diakses oleh siapa saja.

“Sosialisasi ini juga bertujuan untuk menjadikan lembaga pendidikan formal dan non formal sebagai benteng dalam pencegahan ekstremisme di kalangan generasi muda melalui pendidikan, yang merupakan kunci untuk menyediakan Sumber Daya Manusia yang handal, yang dapat mengubah sikap dan menambah pengetahuan,” pungkasnya.

( Muel )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button