Agustiar Sabran dan Willy Midel Yoseph Tunjukkan Kekompakan di Tengah Persaingan Pilgub Kalteng 2024
WWW.LIPUTANKALTENG.ID – PALANGKA RAYA || Sebuah momen bersejarah terjadi pada acara pembukaan Senior Gathering & National Bible Camp II Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Palangka Raya pada Sabtu (14/9/2024). Dua tokoh penting yang merupakan calon kuat dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah (Pilgub Kalteng) 2024, Agustiar Sabran dan Willy Midel Yoseph, tampak akrab dan menunjukkan sikap saling menghormati di tengah persaingan politik yang memanas.
Agustiar Sabran, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, dalam pidatonya mengungkapkan pentingnya menjaga nilai-nilai persaudaraan di Kalimantan Tengah, meskipun kompetisi politik tak terelakkan. Ia menekankan pentingnya falsafah Huma Betang—sebuah prinsip kebersamaan dan kerukunan di tengah keberagaman—yang harus terus dijunjung tinggi oleh masyarakat Kalimantan Tengah.
“Kita harus menjaga falsafah Huma Betang. Kompetisi itu ada tempatnya, tetapi bukan berarti kita harus bermusuhan. Persaingan politik tak boleh memisahkan silaturahmi di antara kita,” ujar Agustiar dengan semangat, di hadapan peserta yang hadir di Hotel Aurila.
Pernyataan tersebut mendapatkan sambutan positif dari Willy Midel Yoseph, Ketua Kapakat Senior GMKI Kalimantan Tengah, yang juga hadir sebagai pemateri. Meskipun mereka berasal dari kubu politik yang berbeda, keduanya tetap menjalin hubungan erat. Agustiar bahkan menyebut Willy sebagai “sahabat dekat”. Kedua tokoh tersebut sepakat untuk terus mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan demi mewujudkan Kalimantan Tengah yang lebih harmonis.
“Kita semua bersahabat. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membedakan antara silaturahmi dan kompetisi politik,” tambah Agustiar, menggarisbawahi pentingnya menjaga persaudaraan di tengah keberagaman.
Agustiar juga menekankan bahwa keberagaman suku dan agama yang ada di Kalimantan Tengah adalah aset berharga yang harus selalu dihormati. Menurutnya, falsafah Huma Betang adalah prinsip yang tak boleh ditinggalkan oleh setiap lapisan masyarakat di provinsi ini.
“Keberagaman itu di atas segalanya. Bagi saya, menjaga keberagaman adalah kewajiban yang harus terus kita jalankan,” tegasnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi para peserta, tetapi juga menunjukkan bahwa di balik persaingan politik yang sengit, para pemimpin Kalteng tetap mengedepankan persatuan dan nilai-nilai luhur demi membangun provinsi yang rukun dan berkah. Dengan semangat Huma Betang, diharapkan Kalimantan Tengah akan terus menjadi rumah yang harmonis bagi semua golongan, di mana persaingan politik tidak merusak kerukunan dan persaudaraan yang telah terjalin lama.
(Muel)